Kamis, 11 September 2025

Pria Lansia Tewas Tertemper Kereta Api Gajayana di Blitar, Diduga Alami Gangguan Pendengaran

Pria Lansia Tewas Tertemper Kereta Api Gajayana di Blitar, Diduga Alami Gangguan Pendengaran
Pria Lansia Tewas Tertemper Kereta Api Gajayana di Blitar, Diduga Alami Gangguan Pendengaran

JAKARTA – Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Selasa 18 Februari 2025 pagi. Seorang pria lansia berusia 68 tahun ditemukan tewas setelah tertemper Kereta Api Gajayana No. 36 di emplasemen Stasiun Pohgajih, tepatnya di wesel 2 Dusun Soponyono, Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo.

Kronologi Kejadian

Kasubsi PIDM Sihumas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, mengonfirmasi bahwa kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 06.18 WIB. Informasi awal diterima dari masinis yang melaporkan bahwa seseorang tertemper di Km 86 jalur kereta api. Setelah dilakukan pencarian oleh petugas keamanan stasiun dan pihak kepolisian, korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di sisi utara rel kereta api.

Baca Juga

ESDM Dorong Green Hydrogen Wujudkan Energi Bersih

“Korban diketahui berinisial SW (68), seorang tukang kayu asal Desa Sukanyar, Kecamatan Kesamben, Blitar. Berdasarkan keterangan saksi, korban mengalami gangguan pendengaran dan demensia (pikun), yang diduga menjadi penyebab dirinya tidak menyadari keberadaan kereta yang melintas,” ungkap Ipda Putut Siswahyudi.

Saksi Mata dan Penemuan Korban

Dua saksi yang pertama kali menemukan korban adalah Tedy Pradana (23) dan Ilham Kurniawan, warga Kota Malang. Mereka melihat tubuh korban tergeletak dalam kondisi mengenaskan dan segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Selorejo.

Tak lama setelah laporan diterima, tim kepolisian bersama petugas medis dari Puskesmas Selorejo tiba di lokasi untuk mengevakuasi korban. Hasil pemeriksaan menunjukkan luka parah pada bagian kepala, tangan, kaki, serta beberapa patah tulang di tubuhnya.

Evakuasi dan Tindak Lanjut

Setelah dilakukan visum luar, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka sesuai permintaan keluarga. Pihak keluarga menyatakan bahwa mereka menerima kejadian ini sebagai kecelakaan murni dan tidak akan menuntut pihak mana pun. Mereka juga menolak dilakukannya autopsi dan telah membuat surat pernyataan resmi terkait hal tersebut.

Keselamatan di Jalur Kereta Api

Kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki dan kereta api masih sering terjadi, terutama di jalur perlintasan yang tidak memiliki penjagaan ketat. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk selalu waspada saat berada di dekat rel kereta api, terutama bagi warga yang memiliki keterbatasan fisik seperti gangguan pendengaran atau demensia.

“Kesadaran masyarakat dalam menjaga keselamatan diri di sekitar jalur kereta api sangat penting. Kami mengimbau agar keluarga yang memiliki anggota lansia dengan kondisi khusus dapat lebih berhati-hati dalam mengawasi mereka agar kejadian serupa tidak terulang,” tambah Ipda Putut Siswahyudi.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar jalur kereta api demi menghindari kejadian tragis serupa di masa mendatang.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Proyek Tol Kataraja PIK 2 Dukung Pergerakan Transportasi Efisien

Proyek Tol Kataraja PIK 2 Dukung Pergerakan Transportasi Efisien

8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih

8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih

Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat

Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat

ASUS Zenbook Pro 14 Duo OLED: Laptop Dua Layar untuk Kreator

ASUS Zenbook Pro 14 Duo OLED: Laptop Dua Layar untuk Kreator

BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi, Waspada Seluruh Perairan

BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi, Waspada Seluruh Perairan