Selasa, 09 September 2025

Komitmen PT Pertamina dalam Menerapkan Prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Seluruh Lini Bisnis

Komitmen PT Pertamina dalam Menerapkan Prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Seluruh Lini Bisnis

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus mengukuhkan komitmennya dalam menjaga ketahanan energi nasional di tengah tekanan ekonomi global yang semakin kompleks. Di saat harga minyak mentah dunia menurun, nilai tukar rupiah melemah, serta ketidakpastian geopolitik menguat, Pertamina menegaskan strategi peningkatan kapasitas domestik dan transisi energi sebagai langkah fundamental untuk menjaga kinerja dan keberlanjutan bisnisnya.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis, 22 Mei 2025.

“Untuk menghadapi dinamika ini, kami fokus meningkatkan kapasitas domestik, baik melalui peningkatan produksi hulu, optimalisasi serapan minyak mentah dalam negeri, maupun penguatan keandalan operasional di seluruh segmen bisnis,” ujar Simon di hadapan anggota dewan.

Baca Juga

Jadwal Kapal PELNI KM Bukit Siguntang September hingga Oktober 2025

Tantangan Global yang Kompleks

Simon menjelaskan bahwa sektor energi nasional saat ini menghadapi sejumlah tantangan besar. Di antaranya adalah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 4%, penurunan harga minyak mentah dunia dari rata-rata USD 78 per barel menjadi USD 65 per barel, serta penyusutan crack spread menjadi hanya USD 10 per barel. Padahal, titik impas (break-even point) untuk kilang Pertamina berada di angka USD 15 per barel.

“Hal ini tentu memberi tekanan besar terhadap industri kilang global, termasuk Pertamina,” kata Simon.

Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada profitabilitas perusahaan, namun juga mengganggu stabilitas pasokan dan operasional. Oleh karena itu, perusahaan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada faktor eksternal dan memperkuat struktur internal.

Strategi Diversifikasi dan Dukungan Pemerintah

Untuk mengurangi risiko dari sisi geopolitik dan ketergantungan pada negara tertentu, Pertamina menjalankan strategi diversifikasi sumber dan pemasok minyak mentah. Perusahaan juga telah menyiapkan rute distribusi alternatif untuk memastikan kelancaran pasokan energi nasional.

“Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk mendapatkan dukungan kebijakan dan skema government-to-government (G-to-G) demi menjaga stabilitas pasokan. Dengan langkah-langkah ini, Pertamina tetap mampu menjaga kinerja yang kokoh dan berkontribusi maksimal bagi negara,” tegas Simon.

Menurutnya, kerja sama antara Pertamina dan Pemerintah menjadi kunci dalam menjaga ketahanan energi nasional di tengah tekanan eksternal yang tidak menentu. Dukungan regulasi dan diplomasi energi sangat dibutuhkan untuk menjamin suplai minyak dan produk energi tetap stabil.

Penguatan Hulu dan Serapan Minyak Domestik

Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menjelaskan bahwa salah satu fokus utama perusahaan adalah meningkatkan produksi hulu domestik dan menyerap lebih banyak minyak mentah dari dalam negeri. Upaya ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan memperkuat ketahanan pasokan energi nasional.

“Di sektor hulu, kami bekerja sama dengan Kementerian ESDM melalui Pokja Peningkatan Produksi Hulu untuk mencapai target produksi minyak domestik sebesar 419 MBOPD pada 2025,” kata Wiko.

Selain itu, Wiko menambahkan bahwa serapan minyak mentah domestik dari porsi Pemerintah ditargetkan mencapai 12 juta barel atau setara dengan 30 ribu barel per hari (BPD). Langkah ini dinilai krusial dalam memperkuat neraca energi nasional dan efisiensi operasional kilang Pertamina.

Komitmen Transisi Energi dan Produk Hijau

Dalam menghadapi perubahan iklim dan mendorong transisi energi, Pertamina juga terus mengembangkan produk energi hijau. Salah satu inisiatif utama yang dijalankan adalah penggunaan bahan bakar nabati seperti biodiesel B40 yang diklaim mampu mengurangi konsumsi solar hingga 9 juta barel per tahun.

“Kami mendorong pengembangan energi hijau, seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan campuran 2,4% dan bioetanol 5%, yang menjadi bagian dari strategi dekarbonisasi sektor transportasi,” jelas Wiko Migantoro.

Produk-produk tersebut tidak hanya dirancang untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Selain itu, Pertamina juga menjalankan skema pasokan minyak dan produk secara fleksibel dengan pendekatan Regular, Alternative, dan Emergency (RAE) untuk memastikan ketersediaan energi tetap terjaga dalam kondisi darurat sekalipun.

Landasan ESG dan Dukungan Terhadap Net Zero Emission 2060

Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina menempatkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai fondasi dalam seluruh aktivitas bisnis dan operasional. Perusahaan juga menunjukkan dukungan kuat terhadap target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060.

“Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program-program yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs),” ujar Simon.

Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai proyek strategis seperti pengembangan kilang hijau, penerapan teknologi karbon capture, serta investasi dalam energi terbarukan dan efisiensi energi di seluruh rantai nilai.

Harapan dan Dukungan Pemangku Kepentingan

Dalam forum bersama DPR RI tersebut, para anggota Komisi VI menyampaikan dukungan terhadap langkah-langkah strategis yang diambil Pertamina, termasuk upaya efisiensi, inovasi, dan keberlanjutan energi.

Mereka juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor antara BUMN, kementerian teknis, dan lembaga keuangan negara untuk mendukung transformasi Pertamina menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang kompetitif dan adaptif terhadap tantangan global.

Dengan berbagai tantangan global yang semakin kompleks dan tidak menentu, Pertamina menunjukkan respons cepat dan terukur dengan memperkuat kapasitas dalam negeri, mendorong efisiensi, serta mengakselerasi transisi energi. Fokus pada ketahanan energi nasional bukan hanya soal menjamin pasokan, tetapi juga tentang masa depan keberlanjutan Indonesia.

Melalui kolaborasi dengan Pemerintah dan penerapan prinsip ESG secara konsisten, Pertamina membuktikan diri sebagai garda terdepan dalam menjaga kedaulatan energi dan mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan.

Redaksi

Redaksi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cek Kesehatan BPJS Bisa Lewat Aplikasi, Begini Caranya

Cek Kesehatan BPJS Bisa Lewat Aplikasi, Begini Caranya

Jasa Marga Pastikan Arus Tol Dalam Kota Lancar

Jasa Marga Pastikan Arus Tol Dalam Kota Lancar

Jadwal KRL Jogja Solo Pekan Ini, 8 Sampai 14 September

Jadwal KRL Jogja Solo Pekan Ini, 8 Sampai 14 September

Jadwal Lengkap Kereta Api Prameks Senin, 8 September

Jadwal Lengkap Kereta Api Prameks Senin, 8 September

Tarif Transjakarta dan MRT Kembali Normal

Tarif Transjakarta dan MRT Kembali Normal