
JAKARTA - Badan sepak bola Eropa, UEFA, kembali menegaskan posisi resmi mereka terkait masa depan kompetisi klub paling prestisius, Liga Champions. Dalam pernyataan terbaru yang diterima Reuters, Kamis, 9 Oktober 2025, UEFA memastikan tidak ada rencana untuk mengubah format turnamen ini meski belakangan muncul gagasan baru terkait penghidupan kembali European Super League.
Keputusan ini sekaligus menepis berbagai spekulasi yang berkembang di media internasional mengenai kemungkinan perubahan besar pada struktur kompetisi klub elite Eropa.
Pernyataan UEFA menegaskan bahwa langkah-langkah yang saat ini dijalankan akan terus berlangsung seperti biasa, menjaga stabilitas turnamen yang telah dikenal luas dan diminati jutaan penggemar di seluruh dunia.
Baca Juga
Pertemuan Informal dengan A22 Sports Management
Meskipun menolak perubahan format, UEFA mengakui telah melakukan sejumlah pertemuan informal dengan A22 Sports Management, perusahaan yang dikaitkan dengan upaya menghidupkan kembali European Super League. Dalam pertemuan-pertemuan itu, Sekretaris Jenderal UEFA, Theodore Theodoridis, bertemu dengan pendiri A22, Anas Laghrari, di forum publik.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal UEFA, Theodore Theodoridis, telah beberapa kali bertemu dengan pendiri A22, Anas Laghrari, di forum publik. Namun, tidak ada hasil resmi dari pertemuan tersebut,” ujar UEFA dalam pernyataan resminya.
Meski pertemuan berlangsung, UEFA menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan atau keputusan formal yang dibuat mengenai perubahan kompetisi. Hal ini menunjukkan bahwa peran A22 lebih bersifat konsultatif atau pengajuan ide awal, tanpa berdampak langsung pada format resmi Liga Champions.
Proposal “Unify League”
A22 Sports Management sebelumnya mempromosikan konsep baru yang mereka sebut “Unify League”, yang melibatkan 96 klub terbagi dalam empat divisi dengan sistem promosi dan degradasi. Menurut pihak A22, kompetisi ini akan berbasis merit, ramah penggemar, serta menyediakan akses siaran gratis untuk khalayak luas.
Konsep tersebut menargetkan modernisasi sistem kompetisi, sekaligus memberikan lebih banyak kesempatan bagi klub-klub kecil untuk bersaing di level tinggi. Namun, meski terdengar menarik secara teori, gagasan ini menghadapi tantangan besar dari sisi regulasi dan tradisi sepak bola Eropa.
Penolakan dari Asosiasi Sepak Bola
Sejumlah asosiasi sepak bola nasional dan liga domestik Eropa telah menyatakan penolakan terhadap ide tersebut. Mereka menilai sistem Super League atau kompetisi tandingan semacam “Unify League” berpotensi mengancam struktur piramida sepak bola Eropa, yang selama ini mengedepankan sistem kompetisi berjenjang, promosi-degradasi, dan keterlibatan komunitas lokal.
Penolakan ini bukan tanpa dasar. Pada 2021, inisiatif European Super League yang melibatkan 12 klub besar Eropa langsung runtuh setelah mendapat reaksi keras dari penggemar, pemerintah, dan komunitas sepak bola secara luas. Aksi tersebut menyoroti kekuatan opini publik dalam menjaga tradisi dan keadilan kompetisi di Eropa.
Konteks Hukum Uni Eropa
Meskipun proyek awal Super League gagal, A22 mencoba menghidupkan kembali gagasan ini dengan merujuk pada putusan Mahkamah Eropa tahun 2023. Putusan tersebut menyatakan bahwa pembatasan UEFA terhadap kompetisi tandingan bisa melanggar hukum persaingan Uni Eropa. Artinya, secara hukum, klub memiliki hak untuk mengeksplorasi opsi kompetisi baru, selama tidak melanggar regulasi anti-monopoli.
Meski memiliki dukungan hukum tertentu, UEFA tetap menekankan bahwa hingga saat ini, tidak ada perubahan resmi pada struktur Liga Champions. Organisasi ini menegaskan komitmennya untuk mempertahankan integritas kompetisi, menjaga keseimbangan antara klub besar dan kecil, serta memastikan pengalaman penggemar tetap konsisten dan berkualitas tinggi.
Komitmen UEFA terhadap Format Eksisting
UEFA menegaskan bahwa format Liga Champions saat ini, dengan fase grup, knockout, dan final yang sudah mapan, akan tetap berlaku. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas kompetisi, perencanaan jadwal, serta hak siar televisi dan sponsor yang sudah diatur berdasarkan struktur eksisting.
Selain itu, UEFA juga menekankan pentingnya menjaga ekosistem sepak bola Eropa agar tetap berkelanjutan. Struktur piramida kompetisi, promosi-degradasi, dan peran liga domestik menjadi fondasi yang dijaga dengan ketat untuk melindungi keseimbangan olahraga di benua ini.
Dengan pernyataan terbaru ini, UEFA menutup pintu untuk potensi perubahan besar yang dipromosikan oleh pihak eksternal seperti A22 Sports Management. Meski dialog informal pernah terjadi, langkah tersebut tidak mengubah arah resmi kompetisi. Liga Champions akan tetap berjalan dengan format yang telah dikenal, menjamin kontinuitas turnamen, dan menjaga keseimbangan antara kepentingan klub, federasi, dan penggemar.
Ke depan, publik dan penggemar sepak bola Eropa dapat merasa tenang karena turnamen elit klub Eropa tetap berada di jalur stabil, tanpa gangguan dari proyek tandingan atau perubahan format radikal. UEFA juga menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga tradisi kompetisi, integritas olahraga, dan keseimbangan kompetitif bagi semua klub yang berpartisipasi.

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
5 Drama Korea Lee Jun Ho Wajib Tonton di Netflix
- 10 Oktober 2025
2.
Keistimewaan Hari Jumat, Ini 5 Alasan Berselawat Nabi
- 10 Oktober 2025
3.
Uji Tabrak Ungkap Cacat Komponen, Hyundai Santa Fe Kena Recall
- 10 Oktober 2025
4.
BMKG Peringatkan Hujan Merata di Kota Besar Indonesia Hari Ini
- 10 Oktober 2025
5.
Cuaca Ekstrem Akibat Sirkulasi Siklonik, BMKG Waspadai 5 Wilayah
- 10 Oktober 2025