
JAKARTA - Indonesia terus memperkuat kerja sama pembangunan internasional dengan memberikan dukungan bagi pengembangan pertanian di Palestina. Salah satu inisiatif terbaru adalah pelatihan bagi petani di wilayah Tepi Barat (West Bank) untuk pengembangan tanaman alpukat, yang digelar melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan.
Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya Indonesia membantu peningkatan kapasitas petani Palestina sekaligus memaksimalkan potensi agrikultur lokal.
Direktur Utama LDKPI, Dalyono, mengatakan bahwa wilayah Tepi Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan buah alpukat, namun saat ini masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk keterbatasan pupuk, teknologi pengelolaan, pengembangan lahan, serta akses pemasaran.
Baca JugaOutstanding Pembiayaan Fintech P2P Lending Tembus Rp87,61 Triliun
“Kita bergerak bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) dalam hal ini. Nilainya tidak begitu besar, totalnya (hibah) itu sekitar Rp2 miliar, di mana sekitar Rp1 miliar ditanggung oleh JICA dengan mendatangkan mereka ke Indonesia,” ujar Dalyono dalam Media Gathering Kementerian Keuangan di Bogor, Kamis.
Pelatihan untuk petani Palestina digelar di Balai Pertanian Malang, Jawa Timur. Program ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mempelajari praktik budidaya alpukat modern, mulai dari teknik pemupukan, pemeliharaan tanaman, hingga pengelolaan panen dan strategi pemasaran yang efektif.
Meski skala program relatif kecil, Dalyono menekankan bahwa manfaat yang dihasilkan diharapkan cukup signifikan dalam memperkuat pengembangan buah alpukat di Palestina ke depan. Program ini merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kapasitas agrikultur di negara-negara mitra pembangunan.
Dukungan Hibah LDKPI
Selama periode 2020-2024, LDKPI telah menyalurkan total hibah dalam bentuk pelatihan senilai Rp109 miliar. Dari jumlah tersebut, hibah yang difokuskan pada sektor pertanian tercatat senilai Rp63,51 miliar dan ditujukan terutama untuk negara-negara di wilayah Afrika.
Selain program pelatihan pertanian, Pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan pangan kepada masyarakat Palestina senilai sekitar Rp200 miliar atau setara dengan 12 juta dolar AS. Bantuan ini merupakan kelanjutan dari komitmen Indonesia untuk mendukung stabilitas sosial dan ketahanan pangan di wilayah yang terdampak konflik.
Dalyono menambahkan bahwa program pelatihan alpukat ini tidak hanya mengajarkan teknik bercocok tanam, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dan efisiensi sumber daya. “Kita ingin para petani tidak hanya mampu menanam, tetapi juga mengelola lahan secara optimal dengan teknologi sederhana yang bisa diterapkan di kondisi lokal mereka,” jelas Dalyono.
Kerja Sama Internasional dengan JICA
Kolaborasi dengan JICA menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan program ini. Dana hibah sebesar Rp2 miliar yang digulirkan merupakan hasil kerja sama bilateral, di mana setengahnya ditanggung oleh JICA. Kehadiran petani Palestina di Indonesia memungkinkan mereka memperoleh pengalaman langsung dalam praktik pertanian modern.
Dalyono menekankan pentingnya transfer teknologi dan pengetahuan sebagai bagian dari dukungan pembangunan internasional. “Melalui pendekatan ini, petani Palestina bisa membawa pulang pengetahuan yang aplikatif dan langsung diterapkan di wilayah mereka, sehingga produktivitas dapat meningkat,” tambahnya.
Landasan Kebijakan dan Dukungan Presiden
Program bantuan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan dukungan bagi Palestina dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 23 September 2025 di New York, Amerika Serikat. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam memperkuat solidaritas dan kerja sama pembangunan internasional, khususnya di sektor pertanian dan ketahanan pangan.
LDKPI sendiri merupakan lembaga yang fokus pada pendanaan proyek pembangunan internasional dengan tujuan meningkatkan kapasitas negara mitra melalui hibah, pelatihan, dan pendampingan teknis. Inisiatif ini sejalan dengan misi pemerintah untuk berkontribusi pada pembangunan global yang berkelanjutan dan inklusif.
Harapan dan Dampak
Dalyono berharap, meskipun skala program masih terbatas, hasil pelatihan ini akan memberikan dampak nyata bagi pengembangan tanaman alpukat di Palestina. Petani yang terlibat dapat meningkatkan produksi dan kualitas buah, membuka peluang pemasaran yang lebih luas, serta meningkatkan pendapatan mereka.
“Ini bukan hanya soal menanam buah, tetapi juga soal membangun kapasitas dan kemandirian pertanian di wilayah yang membutuhkan. Kami ingin kontribusi Indonesia terasa langsung oleh masyarakat lokal,” tutup Dalyono.
Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya berperan sebagai donor, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam membangun ketahanan pangan dan ekonomi berkelanjutan di Palestina, sekaligus memperkuat kerja sama internasional berbasis keahlian dan pengetahuan.

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
5 Drama Korea Lee Jun Ho Wajib Tonton di Netflix
- 10 Oktober 2025
2.
Keistimewaan Hari Jumat, Ini 5 Alasan Berselawat Nabi
- 10 Oktober 2025
3.
Uji Tabrak Ungkap Cacat Komponen, Hyundai Santa Fe Kena Recall
- 10 Oktober 2025
4.
BMKG Peringatkan Hujan Merata di Kota Besar Indonesia Hari Ini
- 10 Oktober 2025
5.
Cuaca Ekstrem Akibat Sirkulasi Siklonik, BMKG Waspadai 5 Wilayah
- 10 Oktober 2025