Jumat, 19 September 2025

Investasi Triple B Dorong Akuisisi dan Lonjakan Saham MEJA

Investasi Triple B Dorong Akuisisi dan Lonjakan Saham MEJA
Investasi Triple B Dorong Akuisisi dan Lonjakan Saham MEJA

JAKARTA - Kabar akuisisi kembali menghangatkan bursa. Kali ini, saham PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) mencuri perhatian investor setelah perusahaan mengumumkan rencana pengambilalihan oleh investor baru. Sentimen ini membuat harga saham MEJA langsung melesat hingga auto reject atas (ARA) sebesar 9,41% ke level Rp93 dalam perdagangan Kamis (18 September 2025).

Lonjakan tersebut memperpanjang tren positif saham MEJA. Dalam sebulan terakhir, harga saham perseroan sudah menanjak 66%, dari posisi Rp56 pada 19 Agustus 2025. Investor ritel maupun institusi tampak bereaksi cepat terhadap kabar adanya pengendali baru, yang dinilai berpotensi membawa strategi ekspansi lebih agresif bagi perusahaan.

Pengumuman Resmi dari Manajemen

Baca Juga

IHSG Rekor Baru, Saham Dividen Murah Jadi Incaran

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (18/9), manajemen MEJA mengumumkan adanya penjajakan negosiasi pengambilalihan saham pengendali.

Disebutkan bahwa PT Bisnis Bersama Berkah dan PT Triple Berkah Bersama (Triple B) tengah menjajaki rencana untuk mengambil alih kepemilikan saham dari Richie Adrian, Direktur Utama MEJA sekaligus pemegang saham pengendali saat ini. Richie diketahui menggenggam 45% saham MEJA, posisi yang secara hukum menjadikannya pemegang kendali perusahaan.

Proses akuisisi ini dijelaskan sebagai bagian dari strategi investasi dan pengembangan usaha Triple B bersama mitra investor lain yang belum disebutkan secara rinci.

Profil Triple B, Calon Pengendali Baru

Triple B bukanlah nama asing di sektor investasi. Beralamat di Plaza Sovereign Lt. 20 Unit C, Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan, perusahaan ini bergerak di bidang holding, investasi, konsultan keuangan, dan manajemen.

Menurut keterangan resmi, tujuan dari rencana pengambilalihan ini adalah untuk memperluas portofolio bisnis serta memperkuat ekspansi grup investor yang tergabung di dalamnya. “Tujuan dari rencana pengambilalihan ini adalah untuk investasi serta pengembangan dan ekspansi bisnis grup dari investor-investor Para Pembeli,” tulis manajemen dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Direktur Triple B, Noprian Fadli, menegaskan bahwa setelah pengambilalihan saham selesai, pihaknya bersama para pembeli akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Regulasi dan Kewajiban Keterbukaan

Langkah MEJA mengumumkan rencana akuisisi ini merupakan bagian dari kepatuhan terhadap regulasi. Sesuai Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, setiap aksi perubahan kepemilikan yang berpotensi mengubah kendali harus diumumkan secara transparan.

Keterbukaan informasi ini tidak hanya memberi kepastian hukum, tetapi juga memberikan ruang bagi investor publik untuk memahami arah kebijakan strategis perusahaan di masa depan. Dengan adanya rencana tender offer, para pemegang saham minoritas memiliki kesempatan untuk ikut serta menjual sahamnya dengan harga yang akan ditentukan kemudian.

Perjalanan Saham MEJA di BEI

MEJA sendiri baru mencatatkan sahamnya di BEI pada 12 Februari 2024. Saat Initial Public Offering (IPO), perseroan melepas sebanyak 480 juta saham atau setara 25,03% modal disetor dengan harga perdana Rp103 per lembar. Dari aksi korporasi tersebut, MEJA berhasil meraup dana segar sebesar Rp49,44 miliar.

IPO MEJA kala itu dijamin oleh PT MNC Sekuritas dan PT Erdikha Elit Sekuritas, serta dicatatkan di Papan Akselerasi BEI. Namun, sejak IPO, pergerakan harga sahamnya sempat fluktuatif, bahkan turun di bawah harga perdana sebelum akhirnya bangkit kembali pasca kabar akuisisi.

Sentimen Pasar dan Prospek ke Depan

Sentimen akuisisi oleh Triple B jelas menjadi katalis positif. Pasar menilai kehadiran investor strategis baru berpotensi membawa napas segar bagi MEJA, terutama dalam hal permodalan dan arah ekspansi bisnis. Tidak jarang, masuknya pengendali baru disertai dengan rencana restrukturisasi, diversifikasi usaha, atau peningkatan efisiensi.

Meski begitu, investor juga perlu mencermati proses selanjutnya. Uji tuntas (due diligence), kesepakatan harga akuisisi, serta mekanisme tender offer akan sangat memengaruhi bagaimana respons pasar dalam beberapa bulan ke depan.

Jika proses akuisisi berjalan mulus, bukan tidak mungkin saham MEJA akan kembali menanjak mendekati harga IPO, atau bahkan melewati level tersebut. Namun, jika terjadi ketidakpastian dalam negosiasi, fluktuasi tajam juga bisa muncul.

Rencana akuisisi PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) oleh PT Triple Berkah Bersama dan mitra investor lain telah membawa euforia baru di lantai bursa. Lonjakan harga saham hingga menyentuh ARA menjadi bukti betapa kuatnya pengaruh aksi korporasi terhadap psikologis pasar.

Dengan rekam jejak Triple B di sektor investasi dan kepatuhan MEJA pada regulasi OJK, investor kini menanti kelanjutan proses ini, termasuk kepastian tender offer dan strategi pasca akuisisi.

Apapun hasilnya, pergerakan saham MEJA saat ini menjadi contoh nyata bahwa informasi aksi korporasi bisa menjadi pemicu utama pergerakan harga. Bagi investor, momentum ini harus disikapi dengan cermat, mengingat potensi keuntungan sebanding dengan risiko yang ada.

Aldi

Aldi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank Muamalat Luncurkan Investasi Syariah Sosial untuk Kesehatan

Bank Muamalat Luncurkan Investasi Syariah Sosial untuk Kesehatan

Pemerintah Masih Kaji Tarif Cukai Rokok Tahun 2026

Pemerintah Masih Kaji Tarif Cukai Rokok Tahun 2026

Defisit RAPBN 2026 Naik, Pemerintah Fokus Belanja Prioritas

Defisit RAPBN 2026 Naik, Pemerintah Fokus Belanja Prioritas

BNI Optimalkan Pelonggaran Moneter untuk Dorong Kredit Produktif

BNI Optimalkan Pelonggaran Moneter untuk Dorong Kredit Produktif

DJP Siapkan Aturan Baru PPh UMKM dan Horeka

DJP Siapkan Aturan Baru PPh UMKM dan Horeka