Senin, 15 September 2025

Teknologi Pertanian Modern Dorong Panen Padi Kutai Kartanegara

Teknologi Pertanian Modern Dorong Panen Padi Kutai Kartanegara
Teknologi Pertanian Modern Dorong Panen Padi Kutai Kartanegara

JAKARTA - Kawasan pertanian di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kini menunjukkan lompatan produktivitas yang signifikan berkat penerapan teknologi pertanian modern. Berbagai inovasi di bidang pertanian, mulai dari sistem digital farming hingga penggunaan benih unggul dan drone sprayer, telah membantu petani meningkatkan hasil panen padi hingga mencapai 5 ton per hektare. Pencapaian ini sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut dan menunjukkan bagaimana teknologi modern mampu memberikan dampak nyata bagi petani lokal.

Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, kelompok tani, dan Bank Indonesia. “Saya sangat mengapresiasi prestasi pertanian di Kutai Kartanegara. Tidak heran jika Kutai Kartanegara menjadi juara terbaik ketiga nasional dalam indeks ketahanan pangan,” ujarnya pada hari Minggu.

Penerapan teknologi modern di kawasan Bukit Biru melibatkan sejumlah kelompok tani setempat yang dilatih menggunakan metode pertanian inovatif. Teknologi yang digunakan antara lain Bio-Invigorasi, Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), dan digital farming. Dengan teknologi ini, petani dapat memantau kondisi lahan secara lebih akurat, mengoptimalkan penggunaan pupuk, dan meningkatkan efisiensi kerja di sawah.

Baca Juga

Panas Bumi PGE Jadi Sumber Green Hydrogen Terbarukan

Karsono, Ketua Kelompok Tani Tenggarong Seberang, menjelaskan bahwa penggunaan drone sprayer membantu pekerjaan menjadi lebih cepat dan hemat biaya. “Hasil panen menjadi lebih baik berkat benih Bio-Invigorasi, sementara penggunaan drone mempercepat penyemprotan lahan secara merata dan efisien,” ungkapnya. Hal ini membuktikan bahwa inovasi teknologi pertanian tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengurangi beban biaya operasional petani.

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Hamka, menambahkan bahwa penerapan sistem demplot di Gapoktan Bukit Biru menunjukkan peningkatan hasil panen yang signifikan. Di wilayah ini, hasil panen naik hingga 5,3 ton per hektare, sementara di Desa Suka Maju tercatat mencapai 7,23 ton per hektare, atau meningkat sekitar 74 persen dibandingkan dengan metode pertanian konvensional sebelumnya. Peningkatan ini sekaligus menegaskan efektivitas teknologi modern dalam mendukung ketahanan pangan regional.

Selain peningkatan produksi, pendampingan administrasi dan teknologi modern memberikan peluang pendapatan baru bagi petani. Hamka menjelaskan bahwa sistem ini juga membantu petani mengakses pasar lebih luas dan memanfaatkan data pertanian untuk strategi produksi yang lebih tepat. “Efek dari penerapan sistem ini akan memajukan pertanian ke depan sekaligus memperkuat ketahanan pangan di Kalimantan Timur,” jelasnya.

Pemanfaatan teknologi pertanian modern juga mencakup penggunaan benih unggul yang dirancang untuk menahan hama dan penyakit, sehingga mengurangi kehilangan hasil panen. Ditambah lagi, sistem LEISA mendorong efisiensi penggunaan pupuk dan pestisida, menekan biaya produksi, dan menjaga keberlanjutan lahan. Penerapan digital farming memungkinkan petani memantau kondisi tanaman, curah hujan, dan kelembaban tanah secara real-time melalui aplikasi, sehingga keputusan pengelolaan lahan menjadi lebih tepat dan efektif.

Petani lokal memberikan apresiasi tinggi terhadap dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Bank Indonesia. Mereka menilai program ini membantu mereka tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga memahami praktik pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dukungan berupa edukasi, sarana, dan bimbingan teknis ini diharapkan dapat memperluas penerapan teknologi modern ke wilayah lain di Kalimantan Timur.

Penerapan teknologi modern di Kutai Kartanegara menjadi contoh konkret bagaimana pertanian bisa ditingkatkan melalui inovasi. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan bank serta keterlibatan aktif kelompok tani membuktikan bahwa teknologi pertanian modern bukan sekadar teori, tetapi solusi praktis untuk masalah produktivitas dan efisiensi.

Selain meningkatkan hasil panen, teknologi ini membuka peluang usaha baru bagi petani, misalnya melalui diversifikasi produk pertanian, pengolahan hasil panen, hingga pemanfaatan data digital untuk perencanaan dan strategi pemasaran. Hal ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendorong ketahanan pangan yang lebih kokoh di tingkat lokal maupun provinsi.

Program pertanian modern ini juga menjadi langkah strategis pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Dengan penerapan sistem berkelanjutan seperti LEISA dan digital farming, petani dapat mengurangi penggunaan input kimia secara berlebihan, menjaga kualitas tanah, dan meminimalkan dampak lingkungan. Hal ini sekaligus mendukung target nasional dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang produktif dan ramah lingkungan.

Ke depan, pengembangan teknologi pertanian modern di Kutai Kartanegara diharapkan terus diperluas, menjangkau lebih banyak kelompok tani dan lahan pertanian. Dengan demikian, hasil panen yang lebih tinggi, efisiensi biaya, dan pemanfaatan teknologi digital akan menjadi standar baru dalam pertanian di Kalimantan Timur. Petani tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi, tetapi juga mampu menerapkan praktik pertanian modern yang aman dan berkelanjutan bagi lingkungan.

Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Indonesia untuk mengadopsi teknologi pertanian modern. Integrasi antara pendidikan pertanian, inovasi teknologi, dan dukungan pemerintah membuktikan bahwa transformasi pertanian dapat dilakukan secara efektif, menghasilkan panen yang lebih tinggi, dan meningkatkan kesejahteraan petani secara menyeluruh.

Penerapan teknologi pertanian modern di Kutai Kartanegara bukan sekadar meningkatkan hasil produksi, tetapi juga membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan inovatif. Dari Bukit Biru hingga Desa Suka Maju, petani kini menjadi pelopor praktik pertanian modern yang menggabungkan efisiensi, teknologi, dan keberlanjutan. Ini adalah bukti nyata bahwa inovasi pertanian mampu mengubah wajah pertanian Indonesia menjadi lebih produktif, ramah lingkungan, dan menjanjikan masa depan yang lebih cerah.

Sindi

Sindi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PLTU Manfaatkan Limbah Jadi Paving Block Bernilai Ekonomis

PLTU Manfaatkan Limbah Jadi Paving Block Bernilai Ekonomis

PLN Indonesia Power Dorong Konservasi Laut dan Pesisir Lombok

PLN Indonesia Power Dorong Konservasi Laut dan Pesisir Lombok

Sertifikasi Halal Produk Perikanan Tingkatkan Daya Saing

Sertifikasi Halal Produk Perikanan Tingkatkan Daya Saing

5 Pilihan Hotel Bersih dan Murah di George Town Penang

5 Pilihan Hotel Bersih dan Murah di George Town Penang

5 Rekomendasi Restoran Keluarga Terbaik di Bogor

5 Rekomendasi Restoran Keluarga Terbaik di Bogor