
JAKARTA - Apel selama ini dikenal sebagai camilan sehat sehari-hari, namun penelitian terbaru membuktikan bahwa manfaatnya jauh lebih besar. Berbagai studi dari laboratorium Cornell University hingga pusat riset Edith Cowan University menunjukkan senyawa alami di dalam apel seperti triterpenoid, flavonoid, dan polifenol memiliki potensi kuat melawan kanker. Konsumsi apel, terutama beserta kulitnya, terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung, dua penyakit mematikan yang paling banyak merenggut nyawa. Temuan ini semakin menguatkan pepatah lama: satu apel sehari bisa menjauhkan kita dari dokter.
Senyawa Bioaktif Apel dan Cara Kerjanya
Pada 2007, tim Cornell University meneliti kulit apel dan mengisolasi triterpenoid, flavonoid, serta polifenol yang mampu “menghambat atau membunuh sel kanker dalam kultur laboratorium.” Peneliti senior Rui Hai Liu menjelaskan, “Kami menemukan bahwa beberapa senyawa memiliki aktivitas antiproliferatif yang kuat terhadap sel kanker hati, kolon, dan payudara manusia dan mungkin sebagian bertanggung jawab atas aktivitas antikanker apel utuh.” Senyawa ini bekerja dengan memicu apoptosis atau bunuh diri sel serta menghentikan siklus pembelahan sel ganas dua langkah kunci menahan laju tumor.
Baca Juga
Flavonoid seperti quercetin dan phloretin bertindak sebagai antioksidan kuat. Penelitian dari University of Hawaii dan University of Southern California membuktikan quercetin menurunkan risiko kanker pankreas. Phloretin, menurut studi 2016, menghambat transporter glukosa tipe-2 sehingga pasokan energi sel kanker terisolasi. Dengan kata lain, apel bukan sekadar penyuplai vitamin, melainkan gudang senyawa yang menargetkan metabolisme sel abnormal.
Senyawa fenolik lain seperti asam klorogenat, katekin, dan epikatekin melengkapi “pasukan antikanker” apel. Studi tahun 2021 menegaskan triterpenoid di kulit apel memiliki efek kemopreventif dan kemoprotektif signifikan. Para peneliti menambahkan, “Fitokimia apel memberikan banyak efek kesehatan bermanfaat dan dapat bekerja sebagai alat pencegahan dalam kanker,” sambil menekankan perlunya riset lanjutan untuk memahami bioavailabilitasnya pada manusia.
Bukti Epidemiologis
Penelitian tingkat sel tentu menggugah, namun bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan nyata? Edith Cowan University pada 2019 meneliti ribuan responden dan menemukan konsumsi minimal 500 mg flavonoid setiap hari setara satu apel, secangkir teh, satu jeruk, 100 g blueberry, atau 100 g brokoli berkorelasi dengan penurunan signifikan kematian akibat kanker dan penyakit jantung, terutama pada perokok dan peminum alkohol. Peneliti utama Dr Nicola Bondonno menekankan pentingnya mengonsumsi berbagai flavonoid dari makanan nabati, yang bisa dicapai melalui pola makan sehari-hari.
Meta-analisis sebelumnya juga memperkuat temuan ini, mengaitkan konsumsi rutin apel dengan penurunan risiko berbagai kanker, termasuk paru-paru dan usus besar. Flavonoid dalam apel juga mendukung kesehatan kardiovaskular, mengurangi oksidasi LDL dan memperbaiki fungsi endotel. Dengan demikian, apel menawarkan “paket kombo” proteksi untuk dua penyakit mematikan sekaligus.
Implikasi Kesehatan Publik dan Ekonomi
Kasus kanker di Indonesia diperkirakan meningkat hingga 136 per 100.000 penduduk pada 2030, menambah beban rumah tangga dan sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Dalam konteks ini, apel dapat menjadi intervensi pangan murah dengan dampak populasi besar. Harga apel impor berkisar Rp25-35 ribu per kilogram relatif terjangkau dibanding biaya kemoterapi.
Strategi promosi konsumsi apel dan buah kaya flavonoid bisa diterapkan di Puskesmas, kantin sekolah, dan paket bantuan pangan pemerintah. Langkah ini berpotensi menurunkan prevalensi kanker dan penyakit jantung, memotong biaya rawat inap, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pemerintah juga bisa menggandeng petani lokal dan mengembangkan industri olahan kulit apel sebagai suplemen herbal bernilai tambah.
Cara Praktis Memetik Manfaat
Konsumsi beserta kulitnya: bagian ini mengandung triterpenoid dan flavonoid paling tinggi. Cuci bersih, gosok lembut, lalu santap utuh.
Variasikan asupan: kombinasikan apel merah, hijau, dan fuji dengan teh hijau, jeruk, blueberry, brokoli, dan bawang bombai untuk mencapai 500 mg flavonoid harian.
Olahan rendah gula: hindari sirup atau jus apel tinggi gula; pilih salad, smoothie tanpa gula, atau topping oatmeal.
Gaya hidup menyeluruh: hentikan merokok, batasi alkohol, rutin berolahraga, dan perbanyak sayuran berwarna gelap agar efek sinergis optimal.
Berbagai penelitian lintas benua menegaskan manfaat apel lebih dari sekadar mitos. Triterpenoid di kulit, flavonoid quercetin, dan polifenol phloretin bekerja bak pasukan khusus memblokir sel kanker dan memperkuat pertahanan jantung. Kampanye “satu apel sehari” bukan slogan klise, melainkan langkah ilmiah yang dapat menurunkan beban penyakit tidak menular di Indonesia.
Di tengah mahalnya terapi onkologi dan meningkatnya premi asuransi, solusi pencegahan seringkali tersembunyi di keranjang buah. Mulailah hari ini: bawa apel ke kantor, gantikan camilan tinggi lemak dengan irisan apel berserta kulitnya, dan nikmati bersama teh hangat kaya flavonoid. Langkah kecil ini bisa menjadi keputusan paling bernilai bagi kesehatan dan dompet Anda.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Arsenal Datangkan Tiga Talenta Muda Potensial 2025
- 11 September 2025
2.
5 Manfaat Angkat Beban Bagi Wanita Modern
- 11 September 2025
3.
Memilih Waktu Latihan Yoga Agar Manfaat Maksimal
- 11 September 2025
4.
5 Manfaat Berenang untuk Lansia Jaga Tubuh dan Pikiran
- 11 September 2025
5.
Lari Singkat Setiap Hari Tingkatkan Kesehatan Tubuh
- 11 September 2025