HGII Bidik Kapasitas Energi Terbarukan 100 MW pada 2031, Dorong Transisi Energi Bersih Nasional

Kamis, 12 Juni 2025 | 08:00:21 WIB
HGII Bidik Kapasitas Energi Terbarukan 100 MW pada 2031, Dorong Transisi Energi Bersih Nasional

JAKARTA – PT Hero Global Investment Tbk (HGII), perusahaan holding yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT), menargetkan kontrak pengelolaan pembangkit listrik EBT dengan total kapasitas mencapai 100 megawatt (MW) hingga tahun 2031. Target jangka panjang ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam mendorong pengembangan energi hijau dan mendukung transisi menuju energi bersih nasional.

Langkah ekspansi ini mempertegas komitmen HGII untuk menjadi pemain utama dalam industri energi hijau di Indonesia. Dalam pernyataan resminya, manajemen perusahaan menyebut bahwa pengembangan proyek-proyek EBT akan dilakukan secara bertahap dengan pendekatan organik dan anorganik. Proyek yang direncanakan mencakup beragam sumber energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga surya, biomassa, hingga biogas.

Rincian Target Energi Terbarukan

Dari total target 100 MW kapasitas pembangkit listrik EBT yang akan dikembangkan, sekitar 58 MW berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Energi hidro dinilai sebagai sumber energi yang stabil dan dapat diandalkan, terutama di wilayah dengan potensi sungai dan debit air yang besar.

Sementara itu, sekitar 10 MW akan berasal dari energi surya, yang memanfaatkan potensi sinar matahari di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, perusahaan juga akan mengembangkan pembangkit listrik berbasis biomassa sebesar 8 MW dan biogas sebesar 6 MW.

HGII menjelaskan bahwa pengembangan proyek-proyek ini dilakukan dengan perencanaan yang matang, termasuk studi kelayakan dan perizinan yang ketat. Dalam waktu dekat, perusahaan akan memulai proses konstruksi dua proyek utama yang berlokasi di Sumatera Utara.

Proyek Strategis di Sumatera Utara

Dua proyek besar yang akan menjadi tonggak awal ekspansi HGII adalah PLTA berkapasitas 25 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW. Konstruksi PLTA dijadwalkan dimulai pada 2025 dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2028. Sementara itu, PLTM akan mulai dibangun pada 2026 dengan proyeksi operasional juga pada 2028.

Selain kedua proyek tersebut, HGII juga telah menyiapkan pipeline proyek EBT lainnya, seperti PLTM berkapasitas 2 MW dan 20 MW yang saat ini sedang dalam tahap pra-studi kelayakan. Tidak hanya itu, perusahaan juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) 6 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) sebesar 8 MW, serta pembangkit listrik tenaga surya sebesar 10 MW.

Dukungan Finansial dari Hasil IPO

Untuk mendukung realisasi target ambisius ini, HGII telah menghimpun dana segar sebesar Rp260 miliar dari penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) yang baru saja dilakukan. Dana tersebut akan dimanfaatkan secara optimal untuk mendanai pembangunan proyek-proyek EBT dan memperkuat struktur keuangan perusahaan.

Manajemen HGII menyatakan bahwa IPO merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain terdepan di sektor energi terbarukan. Dengan masuknya investor baru dan meningkatnya kepercayaan publik, perusahaan optimistis dapat mempercepat proses pengembangan proyek yang telah direncanakan.

“Melalui IPO, kami ingin menjadikan HGII sebagai perusahaan energi hijau yang tidak hanya tumbuh dari sisi finansial, tetapi juga berkontribusi besar terhadap masa depan energi bersih Indonesia,” ujar salah satu direktur utama perusahaan dalam konferensi pers internal.

Kemitraan dan Transfer Teknologi

Untuk mempercepat pengembangan infrastruktur energi hijau, HGII menjalin kerja sama dengan mitra strategis asing, khususnya perusahaan energi asal Jepang. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan dukungan pendanaan, tetapi juga akses terhadap teknologi, pengalaman teknis, dan keahlian operasional dalam pengelolaan proyek EBT.

Kerja sama internasional ini menjadi nilai tambah penting dalam menjaga keberlanjutan proyek dan memastikan pembangkit-pembangkit listrik yang dibangun dapat beroperasi dengan efisiensi tinggi. Perusahaan menegaskan bahwa kolaborasi lintas negara adalah bentuk komitmen dalam menjadikan EBT sebagai pilar utama masa depan energi Indonesia.

Menjawab Potensi Energi Terbarukan Indonesia

Indonesia dikenal memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, mulai dari tenaga surya, air, angin, hingga bioenergi. Namun, realisasi pemanfaatan potensi tersebut masih tergolong rendah. Dengan lebih dari 3.600 GW potensi energi terbarukan, pemanfaatannya baru menyentuh kisaran 0,3 persen. Ini menjadi peluang besar bagi perusahaan-perusahaan seperti HGII untuk berperan aktif mengubah lanskap energi nasional.

HGII menyadari bahwa keberhasilan ekspansi ini akan turut membantu mewujudkan target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 dan menuju netralitas karbon pada 2060, sebagaimana dicanangkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, setiap langkah yang diambil perusahaan dirancang untuk sejalan dengan arah kebijakan nasional di sektor energi.

Kontribusi Ekonomi dan Lingkungan

Selain mendorong transisi energi, proyek-proyek HGII juga diharapkan mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, terutama di wilayah-wilayah pembangunan. Konstruksi dan operasional pembangkit listrik akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, serta memperkuat infrastruktur energi di kawasan yang sebelumnya belum terjangkau.

“Setiap proyek energi terbarukan yang kami jalankan bukan hanya soal listrik. Ini tentang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memberdayakan masyarakat, dan menjaga lingkungan hidup,” ungkap salah satu petinggi perusahaan.

Menjadi Pilar Energi Bersih Nasional

Dengan strategi ekspansi jangka panjang dan visi yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan, HGII optimistis dapat merealisasikan target kapasitas 100 MW energi terbarukan pada tahun 2031. Dukungan finansial yang kuat, kemitraan strategis, dan potensi alam Indonesia yang melimpah menjadi fondasi penting dalam mewujudkan ambisi ini.

Langkah HGII menjadi bukti nyata bahwa sektor swasta memiliki peran krusial dalam mempercepat transformasi energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB