JAKARTA - Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kini memiliki dua embung baru yang siap berperan penting bagi sektor pertanian, pariwisata, dan pengendalian banjir.
Embung Dieng 1 dan Embung Dieng 2 bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan investasi strategis pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pembangunan embung ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam menghadirkan fasilitas pengelolaan air yang efektif.
“Kementerian PU terus berkomitmen membangun dan menyelesaikan infrastruktur pengelolaan air seperti bendungan, bendung, embung, hingga waduk di berbagai daerah. Kehadiran infrastruktur ini sangat penting untuk mendukung ketersediaan air irigasi pertanian, menjaga produktivitas lahan, serta memastikan pasokan pangan tetap terjaga meskipun menghadapi tantangan musim kemarau atau perubahan iklim,” ujar Dody.
Embung Dieng 1: Penopang Pertanian dan Pengendali Banjir
Embung Dieng 1 berlokasi di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, memiliki volume tampung 3.284,7 m³ dengan luas genangan 2.339,18 m².
Embung ini dapat mengairi lahan pertanian seluas 58,10 hektare di wilayah Sikunang 1, Sikunang 2, dan area telaga.
Fungsi utama embung ini tidak hanya sebagai sumber irigasi, tetapi juga berperan sebagai kolam retensi yang penting untuk mengendalikan potensi banjir dan menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan hulu Sungai Serayu.
Keberadaan Embung Dieng 1 memberikan kepastian air bagi petani sayuran di Dieng, termasuk kentang, wortel, kubis, dan bawang putih.
Ketersediaan air yang terjamin di musim kemarau dapat menjaga keberlanjutan produksi sekaligus meningkatkan hasil panen, yang secara langsung berdampak positif pada kesejahteraan petani.
Embung Dieng 2: Dual Fungsi Pertanian dan Wisata
Sementara itu, Embung Dieng 2 memiliki kapasitas lebih besar, yakni 4.064 m³ dengan luas genangan 2.291,60 m². Embung ini dirancang untuk mendukung irigasi lahan seluas 5,35 hektare.
Selain itu, embung ini dikembangkan sebagai destinasi wisata baru, yang diharapkan dapat menambah daya tarik kawasan wisata Dieng yang sudah populer.
Pembangunan embung ini selaras dengan strategi pemerintah untuk memadukan sektor pertanian dan pariwisata secara sinergis.
Dengan hadirnya Embung Dieng 2, petani tetap memperoleh air irigasi yang cukup, sementara wisatawan mendapatkan fasilitas rekreasi baru yang menarik dan nyaman.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kedua embung ini diproyeksikan memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Dengan dukungan irigasi yang stabil, produktivitas lahan pertanian dapat meningkat sehingga menghasilkan panen berkualitas tinggi.
Produk unggulan Dieng, seperti kentang, wortel, kubis, bawang putih, carica, purwaceng, tembakau, dan kopi arabika, diharapkan dapat lebih dikenal dan bernilai jual lebih tinggi di pasar.
Lebih dari itu, keberadaan embung sebagai destinasi wisata baru memberikan peluang ekonomi tambahan bagi masyarakat lokal. Aktivitas pariwisata yang meningkat berpotensi membuka lapangan kerja baru, mendongkrak pendapatan masyarakat, dan memperkuat ekonomi daerah.
Penyelesaian Pembangunan dan Jaminan Ketersediaan Air
Pembangunan kedua embung ini telah rampung 100% sejak Mei 2024, dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak.
Infrastruktur ini memberikan jaminan ketersediaan air sepanjang tahun, sehingga petani dan pelaku usaha wisata tidak perlu khawatir menghadapi musim kemarau atau kekurangan air.
Dukungan ini sangat penting bagi kawasan Dieng, yang merupakan sentra produksi komoditas unggulan. Dengan air yang terjamin, para petani dapat mengoptimalkan lahan mereka, meningkatkan hasil panen, dan menjaga kualitas produk agar tetap kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.
Sinergi Pemerintah dan Program ASTA CITA
Kehadiran Embung Dieng 1 dan Dieng 2 merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat, melalui Kementerian PU, dan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya air.
Program ini menjadi bagian dari strategi nasional “Setahun Bekerja, Bergerak Berdampak” yang dijalankan melalui ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
Program ini menekankan pentingnya keberlanjutan, manfaat nyata bagi masyarakat, dan peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan infrastruktur yang terencana.
Dengan fokus pada pengelolaan air yang efektif, kedua embung ini menjadi model integrasi antara pertanian, pariwisata, dan mitigasi bencana.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah mampu menghadirkan solusi multifungsi untuk kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Menteri PU, Dody Hanggodo, berharap keberadaan embung ini menjadi inspirasi bagi pengembangan proyek serupa di daerah lain.
Infrastruktur air yang dirancang multifungsi, tidak hanya membantu sektor pertanian, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui pengembangan wisata dan pengendalian banjir, dapat menjadi strategi pembangunan yang efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, keberhasilan kedua embung ini juga diharapkan mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian dan wisata.
Dengan demikian, pembangunan infrastruktur tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan penguatan ekonomi daerah.
Dengan selesainya pembangunan Embung Dieng 1 dan Embung Dieng 2, masyarakat di Dataran Tinggi Dieng kini memiliki sumber air yang andal, pertanian yang lebih produktif, dan potensi wisata yang semakin meningkat.
Langkah strategis ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya air yang terencana dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara serentak bagi masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.